Curhat Septa Sudah lama sekali saya tidak menulis. Mungkin ini saatnya untuk memulai lagi. Di saat banyak sekali pikiran yang ada di kepala, maka mari kita tulis saja. Hari ini adalah awal baru yang akan saya bagikan. Jujur... Saya sedikit merasa tertekan beberapa bulan ini. Di saat harusnya banyak sekali rencana yang ingin saya wujudkan, ternyata Tuhan memberi ujian yaitu sakitnya ibu. Awalnya saya memang tidak mengetahui, karena meski hampir setiap hari video call ibu tidak mengatakan apapun. Sampai hari ini sayapun tidak tahu apa alasan ibu. Sampai suatu hari ibu mau tidak mau bilang keadaannya yang kakinya bengkak. Saya pikir kesleo atau bagaimana, karena ibu tidak bilang kalau sampai tidak bisa berjalan. Sampai berapa hari kemudian tetangga depan rumah menelpon saya di jam 19 an. Memberitahukan bahwa beliau disuruh bapak saya. Ibu sudah tiga hari tidak mau makan, kaki bengkak dan tidak bisa berjalan. Sudah sekitar semingguan lebih bengkaknya. Sebenarnya sudah mau diantar periksa
Siapa sih yang tidak ingin berbakti pada orang tua? Saya yakin semua orang sangat ingin menghaturkan baktinya pada orang tua, yang telah demikian berjasa pada hidup kita. Mulai dari dalam kandungan, lahir, anak-anak, hingga kita dewasa sekarang tak lepas dari jerih payah, pengorbanan dan air mata mereka. Masa kecil saya, sampai besar tinggal di daerah berbukit, agak panas dan kering. Mungkin itu juga berpengaruh pada watak saya yang keras dan sukar diarahkan. Saya mempunyai cara hidup sendiri, tidak suka diatur, juga cenderung cuek. Sampai usia tujuh belas tahun, saya merasa tidak banyak orang yang dapat melunakkan hati saya. Termasuk ibu saya. Sumber foto: edumor.com Ibu saya adalah seorang asisten perawat di salah satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta. Karena profesinya tersebut, saya praktis diasuh oleh nenek (ibunya ibu). Sistem kerja yang dibagi dengan shift, membuat ruang bertemu kami tidak banyak. Ditambah jarak antara rumah dan Rumah Sakit tempat ibu be