Siapa sih yang tidak ingin berbakti pada orang tua? Saya yakin semua orang sangat ingin menghaturkan baktinya pada orang tua, yang telah demikian berjasa pada hidup kita. Mulai dari dalam kandungan, lahir, anak-anak, hingga kita dewasa sekarang tak lepas dari jerih payah, pengorbanan dan air mata mereka. Masa kecil saya, sampai besar tinggal di daerah berbukit, agak panas dan kering. Mungkin itu juga berpengaruh pada watak saya yang keras dan sukar diarahkan. Saya mempunyai cara hidup sendiri, tidak suka diatur, juga cenderung cuek. Sampai usia tujuh belas tahun, saya merasa tidak banyak orang yang dapat melunakkan hati saya. Termasuk ibu saya. Sumber foto: edumor.com Ibu saya adalah seorang asisten perawat di salah satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta. Karena profesinya tersebut, saya praktis diasuh oleh nenek (ibunya ibu). Sistem kerja yang dibagi dengan shift, membuat ruang bertemu kami tidak banyak. Ditambah jarak antara rumah dan Rumah Sakit tempat ibu be
Judul Buku: Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu Penulis: W.S. Rendra Tahun terbit: Maret 2017 (cetakan I) Penerbit: PT Bentang Pustaka Jumlah halaman: 198 halaman ISBN: 978-602-291-279-8 Siapa sih yang tidak mengenal W.S. Rendra? Salah seorang pujangga besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Beliau lahir di Kota Surakarta, 7 November 1935 dan meninggal di Kota Depok pada tanggal 6 Agustus 2009. Sebenarnya Rendra lebih terkenal karena sajak-sajaknya. Namun mengulik cerpen-cerpennya yang dimuat di Majalah, adalah hal yang tidak kalah menarik. Di sebuah cerpen karyanya berjudul: " Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu", W.S Rendra mengusung tema percintaan yang agak tragis dan menyakitkan. Cinta manis dan membahagiakan ternyata tidak memihak pada seorang pemuda bernama Ahmad Karnaen serta tokoh utama perempuan yang tidak disebut namanya. Apakah mereka bertepuk sebelah tangan? TIDAK. Mereka saling mencintai satu sama lain. Namun kenyataan membuat jalan takdi